Quantcast
Channel: Suaka Online
Viewing all articles
Browse latest Browse all 986

Takbir dari Jendela Rantau

$
0
0

Ilustrasi: M. Shibgoh Kuncoro P/Suaka

Oleh: Muhammad Seha*

Gemuruh takbir menggema di hati

Di setiap sudut, riuh memanggil Ilahi

Dada bergetar, luka pulang perlahan

Alam bersyahdu, ikut melantunkan pengampunan

 

Berbondong-bondong menuju masjid, haru bersisian

Langkah kecil bagai mengulang jejak Nabi, penuh kerinduan

Terselip dalam risalah suci

Hewan qurban, saksi yang tak pernah bernarasi

 

Pedang tak lagi membunuh, tapi menghidupkan makna

Keangkuhan ditumbangkan dalam satu hunusan

Darah mengalir bukan sekadar ritual

Tapi gema tentang pengorbanan yang kita pelajari setengah-setengah

 

Tiap irisan daging, dibagi rata dalam lembar-lembar propaganda

Disalurkan kepada mereka yang hanya “menerima” setahun sekali

Kini tibalah kita… selfie dulu sebelum menyembelih
Lalu unggah, seolah telah mengambil bagian dari kisah Ibrahim

 

Uap ketupat menari-nari dari dapur sosial media

Anyaman daun tak hanya membungkus beras tapi juga pamrih

Salam dibagikan dalam caption penuh gaya

Menyulut rindu yang tak bisa ditukar dengan “like” semata

 

Oh… semua ini mungkin cuma angan

Ragaku terdampar jauh di negeri perantauan

Takbir menyelinap dari sela jendela

Aku mengintip rindu yang dipinjam langit senja

 

Rendang, opor, dan hiruk pikuk kampung halaman

Menjadi kenangan yang ditabur di atas sepi

Takbiran larut, malam nyaris usai

Tapi rinduku tak bisa disembelih seperti qurban hari ini

 

Dalam sepi, aku belajar

Bahwa rindu adalah satu-satunya ibadah yang tak bisa dibagi

Ia cuma tersimpan

Dalam gulungan fajar dan linangan diam-diam

 

*Penulis merupakan mahasiswa jurusan Hukum Pidana Islam 2024 serta anggota magang LPM Suaka*

The post Takbir dari Jendela Rantau appeared first on Suaka Online.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 986

Trending Articles